“I’m a person just like you
But I’ve got better things to do
Than sit around and smoke dope
‘Cause I know I can cope
Laugh at the thought of eating ludes
Laugh at the thought of sniffing glue
Always gonna keep in touch
Never want to use a crutch
I’ve got straight
edge”—Ian McKaye, Minor Threat.
–Straight edge adalah sebuah istilah untuk gaya
hidup positif yang dikenal dalam scene hardcore/punk diseluruh dunia. Gaya
hidup tersebut menekankan pada aksi personal yang menjauhkan diri dari rokok,
alkohol, obat-obatan terlarang, dan free-sex. Sedangkan istilah “straight edge”
sendiri dipopulerkan oleh band hardcore oldschool awal 80-an yang berasal dari
Washington DC, Minor Threat, sebagai bentuk kultur tandingan dari stereotipikal
punk rock yang dekat dengan gaya hidup alkohol, drugs, rokok dan seks bebas
tadi. Stigma itu tidak ingin melekat di hati beberapa pecinta hardcore/punk
ketika itu sehingga mereka mencetuskan straight edge sebagai sebuah gerakan
(movement) untuk gaya hidup yang clean and positive.
Gaya hidup ini merupakan gaya hidup yang sangat militan, dan
dinilai sebagai terobosan yang luar biasa dikalangan scene punk ketika itu.
Tentu kita bisa membayangkan betapa ‘aneh’-nya gerakan ini dipandangan scene
punk ketika itu. Oleh karenanya, menurut saya straight edge benar-benar contoh
gerakan counter-culture yang sangat berani.
Straight edge semakin lama semakin memiliki pendukung yang
besar. Hal itu seiring dengan munculnya band-band hardcore lain yang mengusung
ide-ide straight edge di AS dan Eropa awal tahun 80-an, seperti Negative FX,
Teen Idles, SSD, 7 Seconds, dan beberapa yang lain. Lalu dilanjutkan pada
pertengahan 80-an, yang sering disebut sebagai “youth crew era”, straight edge
kembali diusung oleh band-band seperti Youth of Today, Gorilla Biscuits, Judge,
Bold, Chain of Streght, Uniform Choice, Slapshot, dan beberapa lainnya. Dari
sini mulai berkembang ide straight edge baru yang lebih mengenalkan
vegetarianisme, animal rights, dan veganisme. Pada era ini, vegetarian menjadi
tema penting bagi penganut gaya hidup straight edge. Seperti yang dikatakan Ray
Cappo, vokalis Youth of Today dalam lirik lagu mereka berjudul “No More”,
“Meat-eating, flesh-eating, think about it. So callous this crime we commit”.
Isu-isu tentang veganisme dan vegetarianisme semakin
berkembang pesat pada era tahun 90-an sampai muncul gerakan straight edge
militan yang dikenal dengan istilah “hardline” (garis keras). Mereka
menunjukkan kebanggannya yang sangat tinggi dengan menjadi seorang straight
edge, bahkan terkadang pesan-pesan yang mereka sampaikan dalam setiap lagunya
sangat konservatif, agak kurang toleran kepada non-straight edge, praktek
aborsi dan homoseksual. Band-band yang cukup naik daun ketika itu seperti
Morning Again, Earth Crisis, Mouthpiece, Strife, dan beberapa yang lain.
Kata seorang Jurusan HI Unpad, Hikmawan, dalam tulisannya
berjudul “Punk Vs. Syariat Islam? Tentu Tidak!” di Jakartabeat.net menyatakan
bahwa menjadi seorang straight edge itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Gaya hidup straight edge yang secara bahasa dapat diartikan sebagai “jalan yang
lurus” sama dengan istilah Islam “shiratal mustaqim” dalam surat Al-Fatihah
ayat ke-6. Hikmawan juga menjelaskan bahwa agama Islam juga mengajarkan tentang
haramnya narkoba, alkohol, dan free sex, karenanya tidak ada pertentangan
diantara keduanya.
Saya merasa sangat bangga dengan
menjalani gaya hidup positif semacam itu serta mencari pembenarannya dalam
Islam. Selama yang saya ketahui Islam juga mengajarkan gaya hidup positif, maka
saya merasa sah-sah saja saya menjalani gaya hidup straight edge juga. Namun
akhirnya saya berpikir lagi setelah semakin saya mempelajari ajaran Islam lebih
mendalam. Ketika saya belajar mengenai bab-bab yang membahas kedudukan niat
dalam Islam, saya menemukan jawaban atas gaya hidup tersebut disini.
Hikmawan mungkin lupa tentang kedudukan niat dalam Islam.
Tingkat pentingnya ibadah niat dalam agama ini sampai membuat ulama sekelas
Imam Nawawi rahimahumullah menempatkan bahasan niat di bab paling awal dalam
kitab Riyadhus Shalihin dan Arba’in An-Nawawi. Karena menurut kaidah-kaidah
atau syarat-syarat diterimanya suatu amal agar dapat bernilai ibadah, yang
pertama, harus diawali dengan niat ikhlas, hanya berharap pahala dari Allah Swt
semata. Sedikit saja niat tersebut tercampur dengan lainnya (alias tidak ikhlas
karena Allah Swt), maka yang terjadi aktifitas tersebut tidak lagi bernilai
ibadah, alias hanya mendapatkan hasil didunia saja. Bukan hasil yang bernilai
ukhrawi (akhirat).
Kedua, jika aktifitas itu ingin dinilai sebagai ibadah dan
berpahala, dalam Islam mewajibkan untuk mengikuti contoh yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Atau dengan istilah lain, aktifitas tersebut harus sesuai
dengan apa-apa yang diajarkan oleh Islam melalui Rasulullah Saw. Kalau ibadah
itu dibuat-buat dengan sendirinya oleh manusia tersebut, lalu diberikan nama
sendiri olehnya, maka itu masuk dalam kategori ibadah jenis baru yang tidak
diajarkan oleh Rasulullah Saw. Seperti misalnya menjadi straight edge sampai
harus menganut vegetarianisme, veganisme bahkan animal liberation, tentu
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Saw. Islam mengajarkan bahwa
hewan itu diciptakan Allah Swt untuk dimakan oleh manusia (QS 16:5). Menganggap
hewan memiliki perasaan dan sama-sama memiliki hak hidup (tidak boleh
disembelih dan dimakan) merupakan sikap yang berlebihan. Sedangkan berlebihan
(ghuluw) merupakan hal yang dilarang pula dalam Islam. Lagipula banyak
penelitian yang membuktikan bahwa cara menyembelih hewan dalam Islam terbukti
tidak menyakiti hewan tersebut.
Dengan kata lain, jika kita ingin menganut gaya hidup
positif, jika kita ingin aktifitas kita tersebut mendapatkan pahala dari Allah
Swt maka lakukan itu dengan cara Islam. Islam itu selain dipahami sebagai
agama, juga merupakan way of life, alias gaya hidup. Islam sudah cukup menjadi
jawaban bagi kita yang ingin menjalani gaya hidup positif. Dalam Islam
diajarkan niat yang lurus karena Allah Swt semata. Bukan karena sekedar
mengikuti ide-ide Ian McKaye dan band-band straight edge lainnya. Selain itu,
bergaya hidup positif dalam Islam sudah ada contohnya dari Rasulullah Saw.
Jelas kita akan meniru sunnah-sunnah beliau. Jelas kita sekaligus menjalankan
syariat Islam didalamnya. Dengan menjadi jelas semua perbedaan hasil yang
didapat antara penganut gaya hidup straight edge dengan penganut gaya hidup
Islami, yaitu jika seseorang menjalankan straight edge, maka dia akan mendapat
apa yang dia inginkan: badan sehat, dan gaya hidup yang positif diantara orang
lain yang ada disekitarnya. Itu baik. Tidak masalah jika yang diinginkan memang
hanya sebatas itu. Tapi bagi yang mau menjadi penganut gaya hidup positif ala
Islam, maka selain mereka mendapatkan manfaat-manfaat secara duniawi seperti
para penganut straight edge tadi, mereka juga mendapatkan pahala yang besar
dari Allah Swt. Karena telah menjalankan sunnah-sunnah Nabi Saw. Karena sudah
melakukan itu semua dengan harapan yang tinggi untuk mendapat pahala dari Allah
Swt semata. Maka orang-orang seperti inilah yang kelak juga diberikan hadiah
yang besar dari Allah Swt atas militansi yang sudah mereka lakukan didunia.
Hadiah tersebut berupa surga yang terdapat banyak sungai-sungai yang mengalir
didalmnya. Subhanallah indahnya… kita berdoa semoga kita termasuk didalamnya…
amin.